Survei: Dukungan Warga AS untuk Israel Melorot, Palestina Bertambah
WASHINGTON, iNews.id - Hasil jajak pendapat yang dilakukan lembaga survei Gallup mengungkap, dukungan warga Amerika Serikat (AS) terhadap Israel turun menjadi di bawah 50 persen.
Sebaliknya, dukungan untuk Palestina menunjukkan tren kenaikan meski belum melampaui 50 persen.
Menurut survei Gallup, seperti dikutip dari laman Gallup News, Sabtu (8/3/2025), dukungan warga AS untuk Israel berada pada titik terendah sejak perusahaan tersebut mulai survei mengenai pertanyaan ini.
Hanya 46 persen warga AS yang menyatakan dukungan terhadap Israel, turun dari titik terendah sebelumnya, 51 persen, yakni pada 2024 tahun lalu dan 2001.
Gallup mulai melakukan survei mengenai pertanyaan ini sejak 25 tahun lalu.
Sementara jumlah warga AS yang mendukung Palestina berada pada angka 33 persen, naik 6 persen dibandingkan polling pada tahun lalu.
Hal yang menarik, meningkatnya dukungan bagi Palestina berasal dari para pendukung Partai Demokrat. Sebaliknya, dukungan dari pada pendukung Partai Republik terhadap Israel meningkat.
"Simpati partisan terkait situasi Timur Tengah mengikuti pola yang mirip dengan penilaian positif mereka terhadap kedua negara tersebut," bunyi pernyataan Gallup.
Pendukung Partai Republik yang secara umum bersimpati kepada Israel mencapai 75 persen, dibandingkan Palestina yang hanya 10 persen. Sementara pendukung Partai Demokrat yang bersimpati kepada Palestina memiki rasio hampir 3 berbanding 1 yakni 59 persen mendukung melawan 21 persen yang tidak.
Hasil jajak pendapat juga mengungkap, hanya 40 persen warga AS yang setuju dengan cara Presiden Donald Trump menangani konflik Israel-Palestina. Angka itu lebih rendah dari tingkat popularitasnya yaitu 45 persen.
Jajak pendapat ini dilakukan Gallup pada 3-16 Februari saat gencatan senjata tahap pertama Hamas-Israel di Gaza baru saja dimulai.
Polling juga diadakan sehari sebelum kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih. Dalam konferensi pers bersama Netanyahu saat itu, Presiden AS Donald Trump menyampaikan rencana untuk menghambil alih Jalur Gaza dan merelokasi penduduknya.