Jenang Siwalan, Jajanan Khas Desa Dengan Bahan Baku Alami Diolah Tanpa Pengawet Datangkan Cuan

Jenang Siwalan, Jajanan Khas Desa Dengan Bahan Baku Alami Diolah Tanpa Pengawet Datangkan Cuan

Gaya Hidup | tuban.inews.id | Minggu, 27 Oktober 2024 - 08:20
share

TUBAN, iNewsTuban.id - Di tengah menjamurnya dan populernya jajanan modern yang banyak mengandung bahan kimia, sepasang suami istri di Tuban, Jawa Timur ini, berhasil mempertahankan dan membuat kuliner tradisional berupa Jenang Siwalan. 

 

 

Jenang asli dari buah pohon Siwalan ini berbahan dasar alami dan diolah tanpa pengawet, kini semakin dikenal hingga luar negeri seperti Arab Saudi dan Hongkong, karena rasanya yang sangat manis alami dan teksturnya yang lembut, sehingga memanjakan lidah siapapun yang menyantapnya.

 

inilah keseharian Hadi Suminto dan istrinya Anip Munadiroh di rumahnya, di lingkungan Kiring, Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

 

Setiap pagi, pria 42 tahun dan istrinya ini, mengupas buah siwalan untuk diambil buahnya, untuk di masak menjadi jajanan tradisional, Jenang Siwalan.

 

 

Jenang Siwalan buatan Hadi Suminto ini diolah dan dimasak secara alami dan tanpa pengawet, sehingga rasanya yang sangat khas ini pun juga sangat alami. Rasa dari Jenang Siwalan ini sangat gurih dan manis legit di lidah.

 

 

Untuk membuat Jenang Siwalan, pertama tama Hadi dan istrinya ini mengupas buah siwalan yang baru saja ia petik di pagi hari.

 

Setelah terkupas bersih dari kulitnya, buah Siwalan yang mirip kolang kaling ini lalu dibersihkan dan kemudian di blender. Setelah di blender, bahan dasar jenang yang teksturnya halus dan lembut ini pun dimasak dengan api yang kecil dan stabil agar tidak gosong.

 

Selang beberapa menit, gula pasir dan gula merah siwalan pun dimasukkan dan bahan jenang yang semula putih, kini berubah warna menjadi merah kecoklat coklatan.

 

 

Setelah masak, jenang inipun didinginkan beberapa saat, lalu di kemas dengan dibungkus plastik kecil kecil berbentuk lonjong. Kemudian Jenang Siwalan inipun dimasukkan kemasan besek berbentuk tangkup, yang terbuat dari daun Pohon Siwalan.

 

 

“ini rasanya sangat khas, tidak meninggalkan rasa asli dari buah siwalan, enak gurih dan manis ini kebetulan mau pulang kampung ke Solo, membelikan oleh oleh buat mertua dan mertua seneng banget,” ungkap Kiswati, konsumen.

 

Usaha membuat Jenang Siwalan ini diawali Hadi saat awal serang virus Covid di tahun 2020 lalu. Memanfaatkan lingkungan sekitar yang memang banyak ditumbuhi pohon siwalan, Hadi kemudian bereksperimen membuat Jenang Siwalan.

 

Hadi menjual Jenang Siwalan dalam dua kemasan, yakni kemasan kecil isi 20 biji dijual dengan harga Rp. 20.000. Sementara untuk kemasan yang lebih besar isi 50 biji, dijual dengan harga Rp. 40.000.

 

 

Selama ini, Hadi menjual Jenang Siwalan di toko oleh-oleh dan tempat-tempat wisata di Tuban. Selain itu, Hadi juga memasarkan produknya tersebut secara online lewat media sosial seperti acebook, instagram dan story WA.

 

 

Bahkan pemesan Jenang Siwalan hasil olahannya tersebut, saat ini sudah sampai ke Arab Saudi dan juga Hongkong. Sementara itu omzet yang berhasil didapatkan Hadi dari olahan Jenang Siwalan ini, dalam satu bulan mencapai Rp. 9.000.000.

 

“ini produksi jenang siwalan/ jenang yang terbuat dari buah siwalan/ pemanisnya pakai pemanis dari buah siwalan/ ke tempat toko oleh oleh dan lokasi wisata/ kemasan kecil isi dua puluh biji saya jual dua puluh ribu/ yang kemasan besar isi lima puluh biji saya jual empat puluh ribu rupiah/ alhamdulillah penjualan sudah sampai luar negeri sampai di arab saudi dan hongkong/ alhamdulillah konsumen banyak yang menyukai jenang siwalan,” kata Hadi Suminto, pembuat Jenang Siwalan.

 

Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan baik, tentu akan mendatangkan rezeki bagi warga, sekaligus mendatangkan peluang usaha yang tak terduga, Seperti yang dilakukan oleh Hadi Suminto ini.

 

Topik Menarik