Respons Jubir Hamas Abu Ubaidah Setelah Gencatan Senjata, Klaim Israel Serang Sandera yang akan Dibebaskan Hamas
Juru Bicara Hamas Abu Ubaidah belum lama ini mengumumkan jika Israel bertanggung jawab atas kematian sandera yang berada di sebuah terowongan kota Rafah, Gaza selatan.
Sebelumnya, Israel sempat menuding jika Hamas bertanggung jawab atas pembunuhan enam sandera dari sebuah terowongan di kota Rafah tersebut. Namun tudingan tersebut ditepis oleh jubir Hamas.
Tidak hanya itu, Abu Ubaidah juga mengumumkan jika Hamas telah mengeluarkan instruksi baru kepada penjaga tentang cara menangani sandera jika pasukan Israel mendekati lokasi mereka di Gaza, menurut laporan Reuters.
Disebutkan juga jika militer Israel telah berulang kali melakukan pengeboman terhadap tempat sandera ditahan untuk memastikan kematian mereka.
Pada awalnya terdapat total 251 tawanan yang ditahan Hamas pada tahun 2023 lalu. Saat ini, sekitar 117 tawanan telah dibebaskan, dan 105 diantaranya akan dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata.
Namun Israel tidak pernah mengumumkan jika militer mereka telah salah karena membunuh sejumlah tawanan di Gaza.
Dari sejumlah penyelidikan mengungkap jika ada lima tawanan yang tewas kemungkinan besar karena serangan Israel.
Bahkan sempat terdengar protokol militer kontroversial pada 7 Oktober 2023, yang menyebut jika militer harus membunuh semua tawanan beserta penculiknya supaya musuh tidak lagi menggunakan sandera untuk alat tawar-menawar.
Hal inilah yang membuat kesepakatan perdamaian selalu gagal. Hingga pada akhirnya gencatan senjata baru terlaksana pada awal tahun 2025 ini.
Dilansir dari BBC, Pemerintah Israel telah menyetujui gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera baru dengan Hamas, yang membuka jalan agar kesepakatan tersebut mulai berlaku pada hari Minggu.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, 33 sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza setelah 15 bulan konflik akan ditukar dengan ratusan tahanan Palestina dipenjara Israel.
Pasukan Israel juga akan ditarik dari wilayah Gaza yang padat penduduk, warga Palestina yang mengungsi akan diizinkan untuk mulai kembali ke rumah mereka dan ratusan truk bantuan akan diizinkan memasuki wilayah tersebut.
Bukti Kekejaman Rezim Assad Terkuak, Kuburan Massal Berisi Ribuan Jenazah Ditemukan di Damaskus
Qatar mengatakan, “Sandera yang akan dibebaskan selama tahap pertama akan mencakup wanita sipil, tentara wanita, anak-anak, orang tua, dan warga sipil yang sakit dan terluka."
Hamas secara terpisah pada Jumat, 17 Januari 2025, mengatakan sejumlah tantangan muncul saat kesepakatan gencatan senjata disepakati. Di antaranya, jet tempur Israel yang masih menghujani Gaza dengan serangan-serangan.
Layanan Kedaruratan Sipil Gaza melaporkan setidaknya 101 orang tewas pasca-pengumuman gencatan senjata tercapai pada Rabu, 15 Januari 2025. Dari jumlah korban tewas itu, 58 adalah perempuan dan anak-anak.
Atas serangan-serangan jet tempur itu, Israel beralasan siap menerima kesepakatan gencatan senjata kalau sudah disetujui oleh Kabinet dan pemerintahan.
Jika gencatan senjata ini resmi terwujud, maka akan menghentikan sementara perang Gaza yang telah menewaskan lebih dari 46 ribu orang dan membuat 2,3 juta jiwa warga Gaza mengungsi.