Hashim Ungkap 3 Negara yang Siap Jadi Investor Program 3 Juta Rumah Prabowo, Siapa Saja?

Hashim Ungkap 3 Negara yang Siap Jadi Investor Program 3 Juta Rumah Prabowo, Siapa Saja?

Ekonomi | inews | Rabu, 23 Oktober 2024 - 21:39
share

JAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo mengungukapkan setidaknya ada tiga negara yang siap berinvestasi pada sektor perumahan di Tanah Air. Negara tersebut antara lain Uni Emirate Arab (UEA), Qatar, dan China. 

Hashim menuturkan, ketiga negara itu sudah sempat ditemui Hashim dan berkomitmen untuk membiayai pembangunan rumah, termasuk berpartisipasi pada program 3 juta rumah yang digagas pemerintahan Prabowo-Gibran.

"Kita tarik investasi dari beberapa negara, untuk perumahan, saya bisa melaporkan bahwa saya sudah bertemu dengan pemerintah UEA, dia tertarik untuk membiayai perumahan, kemudian ada Qatar, dan dari China," ucap Hashim di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Hashim menambahkan, sejauh ini skema yang ditawarkan berbentuk investasi langsung. Harapannya, dengan adanya bantuan pembiayaan ini dapat mendorong percepatan penyediaan hunian di Indonesia.

"So ada 3 penyandang dana bisa membiayai perumahan, ini inflow investment untuk perumahan, ini bisa jadi stimulus untuk ekonomi," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Hashim juga menjelaskan sektor perumahan punya kontribusi besar untuk mendongkrak perekonomian nasional. 

Sebab, ini berkaitan dengan banyak industri pendukung yang ada dibelakangnya. Mulai dari industri furniture, hingga material yang akan dibeli dari para pengusaha dalam negeri.

Sehingga menurutnya, negara China merupakan salah satu percontohan dimana sektor perumahan menjadi kontributor terbesar terhadap GDP negara tirai bambu tersebut. Bahkan menurutnya 35 persen GDP China disumbangkan dari sektor properti.

"Perumahan merupakan 14 persen dari GDP kita, di China, sebelum mereka crash ketika ada Evergrande dan lain lain, China mengalami peningkatan pesat selama 35 tahun, dan sektor perumahan di China 35 persen dari GDP, kita baru 14 persen," katanya.

Topik Menarik