Dharma Pongrekun Bilang Artificial Intelligence Alat Mata-mata, Apa Benar?

Dharma Pongrekun Bilang Artificial Intelligence Alat Mata-mata, Apa Benar?

Nasional | sindonews | Senin, 7 Oktober 2024 - 10:11
share

Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun mengatakan bahwa artificial intelligence (AI) merupakan alat intelijen untuk mata-mata. Hal itu dikatakan Dharma menjawab pertanyaan Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 3 Pramono Anung.

“Bagaimana dan apa yang bapak lakukan untuk hal yang berkaitan dengan privasi data yang saat ini bisa dicuri di mana-mana?” kata Pramono bertanya ke Pongrekun dalam debat perdana Pilkada Jakarta di Jiexpo Kemayoran, Minggu (6/10/2024).

Mulanya, Dharma menjelaskan terkait keamanan siber di Indonesia. “Saya ada di BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara, red) karena beliau, beliaulah yang menempatkan saya di BSSN. Oleh sebab itu, saya emban tugas dari beliau. Lalu saya dapat resepnya bagaimana cybersecurity di Indonesia bisa terjamin keamanannya,” ujar Dharma.

Baca juga: Dharma Pongrekun Sebut Pandemi Agenda Terselubung Asing, Ini Alasan Ridwan Kamil Tanya soal Covid-19

 

“Jadi mudah-mudahan Mas Pram jadi presiden. Saya mohon Indonesia menjadi mandiri internet, selama internetnya tidak mandiri maka selama itu pula bocor,” sambung dia.

Dia menegaskan tidak ada ruang siber yang aman. Dharma mengaku sangat memahami dunia Internet of Things (IoT). “Globalisasi adalah dunia tanpa batas tapi dibatasi di ruang internet,” tutur mantan Wakil Kepala BSSN ini.

“Oleh sebab itu, kalau kita tidak sungguh-sungguh membuat internet mandiri maka semuanya adalah bocor, makanya dibilang artificial intelligence. Artificial intelligence artinya apa? Alat intelijen, alat memata-mematai tanpa kita sadari, dosa kita semua ada di gadget,” ungkapnya.

Baca juga: OpenAI Siap Jadikan Kecerdasan Buatan untuk Mencari Cuan

Pernyataan Dharma Pongrekun itu pun ditanggapi oleh Pendiri Drone Emprit sekaligus Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ismail Fahmi. Ismail mengoreksi pendapat Pongrekun.

“Kata Dharma, AI itu artificial intelligence. Dari kata "intelijen" alias "mata-mata". Jadi AI itu alat mata-mata buatan, untuk mengawasi kita. Problem Jakarta yang kompleks dihadapi dengan teori konspirasi,” cuit Ismail Fahmi di akun @ismailfahmi, Senin (7/10/2024).

Kemudian, Ismail memberikan penjelasan mengenai artificial intelligence. “Jadi apa itu AI? AI secara umum tidak dirancang secara inheren untuk menjadi alat mata-mata. AI adalah teknologi yang diciptakan untuk menyelesaikan berbagai tugas berdasarkan data dan algoritma, seperti pengenalan pola, pengambilan keputusan otomatis, atau pemrosesan bahasa alami,” jelasnya.

Baca juga: Pengguna ChatGPT Tembus 250 Juta, Jadi Rebutan Investor

“Penerapannya sangat bergantung pada bagaimana ia digunakan—misalnya, AI dapat membantu di bidang kesehatan, transportasi, dan analisis data, tetapi juga dapat disalahgunakan untuk pengawasan jika diterapkan tanpa pertimbangan etis dan hukum,” sambungnya.

Intinya, kata dia, AI memiliki potensi besar, baik positif maupun negatif, tergantung bagaimana teknologi ini dimanfaatkan dan diatur. “Perspektif yang menyebut AI sebagai "mata-mata buatan" mungkin lebih menyoroti sisi negatif potensialnya, tetapi tidak mencakup keseluruhan kapasitas dan manfaat AI,” pungkasnya.

Topik Menarik