Unik! Ada Kafe Peti Mati di Jepang untuk Renungkan Kematian, Segini Harganya

Unik! Ada Kafe Peti Mati di Jepang untuk Renungkan Kematian, Segini Harganya

Terkini | okezone | Senin, 18 November 2024 - 15:02
share

RUMAH Duka Kajiya Honten yang terletak di Futtsu, Chiba, Jepang telah berdiri sejak tahun 1902. Baru-baru ini, rumah duka tersebut bekerja sama dengan perusahaan perlengkapan pemakaman untuk meluncurkan layanan ‘kafe peti mati’ yang unik. Para pengunjung dapat berbaring sambil merenungkan kehidupan juga kematian.

Terletak di lantai pertama gedung utamanya, kafe ini mulai dibuka pada bulan September dengan menampilkan tiga peti mati berwarna emas, kuning dan hijau.

Masing-masing peti dihiasi dengan pola bunga dan motif kreatif untuk membuat pengalaman lebih nyaman bagi pengunjung yang ingin berbaring di dalamnya dan merenung.

Karena letaknya jauh dari gedung pemakaman, kafe ini juga memastikan para pengunjung tidak akan bertemu dengan peserta pemakaman mana pun.

Pengalaman ini dibrondol dengan harga JPY2.200 (sekira Rp225.000) dan telah menarik banyak pelanggan, termasuk pasangan yang ingin berfoto bersama.

Kiyotaka Hirano, CEO perusahaan perlengkapan pemakaman itu mengatakan bahwa inspirasi untuk konsep ini datang dari pengalaman pribadi ketika pada usia 24 tahun ayahnya meninggal dunia secara tiba-tiba.

“Kebanyakan anak muda memikirkan pernikahan dan hanya sedikit yang memikirkan pemakaman. Namun, setiap orang dapat menyikapi pengalaman ini secara berbeda. Beberapa orang mungkin ingin menutup peti mati selama beberapa menit untuk merenungkan bagaimana mereka ingin hidup sebelum waktu mereka tiba,” kata Hirano.

“Pengalaman ini juga memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kembali hubungan Anda dengan keluarga dan orang-orang terkasih,” tambahnya.

Hirano juga berharap orang-orang akan merasakan pengalaman ini sebagai sesuatu yang ‘hidup’ dan ‘menyenangkan’.

"Keluar dari peti mati dapat melambangkan kelahiran kembali, awal baru dalam hidup seseorang. Saya berharap orang-orang yang meninggalkan tempat itu merasa bahwa mereka dapat memulai hidup baru," katanya.

Topik Menarik