Cerita Warga Tangerang Abrasi Hantam Pesisir Jawa

Cerita Warga Tangerang Abrasi Hantam Pesisir Jawa

Nasional | okezone | Sabtu, 25 Januari 2025 - 23:13
share

JAKARTA - Abrasi atau pengikisan tanah di daerah pantai akibat gelombang dan arus laut ternyata sudah melanda pesisir Pulau Jawa sejak 2000an. Dampak nyata abrasi dirasakan di wilayah pesisir Tangerang. Tak sedikit warga yang kehilangan lahan produktif akibat abrasi di pesisir Tangerang.

Rudianto (35) selaku Ketua RT 06 Kejaron 11, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, menceritakan awal mula fenomena abrasi yang terjadi di daerahnya. Beberapa lahan yang dulunya daratan, kata dia, kini sudah tergerus menjadi perairan.

Ia menjelaskan, dulu di daerahnya terdapat empang yang menjadi pemisah antara daratan dan lautan. Namun, empang tersebut terkikis dan kini menjadi perairan. Kini, kata Rudianto, warga harus membangun empang yang letaknya jauh dari bibir pantai untuk menghindari abrasi.

"Kalau empang sih memang dulu batasnya, kalau nggak salah, itu yang ada patokannya tuh di sana (menunjuk tumpukan bambu), yang paling tengah tuh. Itu empang," kata Rudianto kepada wartawan dikutip Sabtu (25/1/2025).

Sejak tahun 2000-an, diungkapkan Rudianto, air laut mulai merangsek lebih jauh ke daratan, bahkan mengancam keberadaan empang yang dulunya menjadi tumpuan hidup sebagian warga. 

Ia masih mengingat betul perubahan daratan pinggir laut yang kini telah berubah menjadi air laut sepenuhnya. Hampir 1 kilometer yang dahulu daratan, kini telah menjadi perairan. "Air sudah mulai ke sini, karena abrasi dekat empang itu," sambungnya.

 

Sebagian warga Desa Kohod kini harus kehilangan empangnya. Kata Rudianto, warga merasa was-was jika nantinya membangun empang ternyata harus diterjang gelombang. 

Abrasi di pesisir Tangerang ternyata sudah lama terjadi. Pemerintah Kabupaten Tangerang mencatat sejak 1995-2015, lebih kurang 579 hektare lahan alias tanah daratan hilang akibat abrasi. Banyak faktor yang mengakibatkan abrasi, di antaranya pembukaan lahan hutan mangrove untuk dijadikan tambak.

Pemerintah Daerah juga diminta untuk mewaspadai bencana abrasi yang terus menghantui wilayah pesisir Jawa. Apalagi, setelah adanya peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) soal ancaman banjir pesisir (rob) yang akan melanda wilayah pesisir hingga akhir Januari 2025. 

"Wilayah pesisir utara DKI Jakarta diimbau agar dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut yang berpotensi terjadinya banjir pesisir," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji.

Bukan cuma Jakarta, potensi banjir rob juga mengancam wilayah pesisir pantai utara (pantura) Kabupaten Tangerang hingga akhir Januari 2025.  

"Menurut prediksi BMKG, masih wilayah pesisir utara yang rawan terhadap banjir di musim penghujan 2025 ini," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang. Masyarakat, khususnya warga pesisir, diminta untuk terus bersiaga dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Topik Menarik