Penjelasan Taktik Israel saat Serang Iran, Sukses atau Gagal?

Penjelasan Taktik Israel saat Serang Iran, Sukses atau Gagal?

Global | sindonews | Senin, 28 Oktober 2024 - 18:09
share

Taktik Israel saat serang Iran menjadi ulasan menarik untuk diketahui. Disebut sebagai balasan Tel Aviv atas serangan rudal Teheran beberapa waktu lalu, tentara Zionis melakukan penyerbuan dengan melibatkan sejumlah jet tempur dan pesawat nirawak.

Serangan Israel ke wilayah Iran berlangsung pada Sabtu (26/10) dini hari. Sementara media Iran melaporkan adanya ledakan di sekitar ibu kota, Teheran, Pasukan Pertahanan Israel (IDF), tak lama berselang mengonfirmasi bahwa pihaknya bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Serangan di Teheran terjadi dalam beberapa gelombang selama periode tiga jam. Gedung Putih menggambarkan aksi itu sebagai "latihan Israel membela diri" dari musuh-musuhnya.

Lebih jauh, taktik apa yang dipakai Israel saat menyerang Iran? Berikut penjelasannya.

Baca Juga: Siapa yang Mengizinkan Israel Gunakan Wilayah Udara Irak untuk Menyerang Iran?

Taktik Israel saat Serang Iran

Israel meluncurkan serangan udara ke Iran dengan tajuk ‘Days of Repentance’ atau ‘Hari-Hari Pertobatan’. Tel Aviv dalam aksinya ini mengerahkan puluhan jet tempur dan pesawat nirawak.

Pada serangan udara itu, Israel tampak memakai rute yang terlihat mudah, tetapi melibatkan perencanaan rumit. Hal ini termasuk perhitungan mengenai target serangan hingga koordinasi pesawat yang dipakai untuk melewati Yordania, Suriah, dan Irak.

Strategi Israel adalah menyerang Iran dalam tiga gelombang besar. Mengutip laman Times of Israel, gelombang pertama mencari target dari udara ke permukaan seperti instalasi radar dan markas pertahanan udara Iran di Teheran, Ilam, serta Khuzestan.

Target itu ditujukan guna menangguhkan kemampuan pertahanan udara Iran, baik untuk memastikan kebebasan operasi IDF hingga persiapan serangan lanjutan apabila Teheran melakukan balasan.

Lanjut, gelombang kedua difokuskan pada penghancuran lokasi pembuatan drone dan rudal balistik. Tujuannya jelas untuk menghancurkan tempat atau fasilitas yang digunakan Iran untuk membuat persenjataan militer terkait.

Sementara untuk gelombang ketiga, Israel menargetkan industri manufaktur militer. Sumber Israel menyebut informasi intelijen yang sangat akurat memungkinkan tentara IDF menyerang "pabrik yang tak tergantikan" di balik pembuatan rudal permukaan-ke-permukaan milik Iran.

Pada serangan itu, Israel juga berusaha mengecoh pertahanan udara Iran dengan menggunakan rudal "Rocks". Rudal ini memungkinkan mereka menyerang dari posisi yang lebih dekat dengan target musuh tanpa memerlukan jet tempur untuk menembus jauh ke wilayah musuh.

Akan tetapi, penggunaan rudal itu juga tidak berbuat banyak. Hal ini karena sistem pertahanan udara Bavar 373 Iran bekerja lebih baik dari yang diharapkan.

Lebih jauh, Israel tidak menargetkan fasilitas nuklir atau ladang minyak Iran karena fokusnya pada target militer. Hal ini kemungkinan didasari imbauan dari Joe Biden yang telah menekan Tel Aviv agar tidak menyerang situs nuklir atau minyak milik Teheran.

Sukses atau Gagal?

Serangan udara Israel atas Iran menuai beragam komentar. Sementara ada pihak yang merasa puas dengan serangan itu, sejumlah media Israel meragukan efektivitas serangan tersebut.

Pihak yang kontra ini menggambarkan serangan Israel sebagai langkah yang sebagian besar bersifat simbolis dan gagal mencapai tujuan strategis signifikan. Beberapa laporan menyoroti rasa ketidakpuasan mengenai dampak terbatas operasi tersebut.

Mengutip AlMayadeen, koresponden Urusan Arab Roy Kays sesumbar bahwa jika berada di posisi Ali Khamenei, dia akan kembali tidur dan menilai situasi terkait serangan terhadap Iran keesokan paginya. Hal ini tentu karena serangan baru-baru ini gagal mencapai tujuan strategis apa pun.

Lebih jauh, ada laporan media yang menunjukkan bahwa serangan itu bermotif politik dan sengaja dirancang untuk mempertahankan dukungan publik kepada Perdana Menteri Netanyahu. Tokoh media Israel, Rami Yitzhar, yang pernah menjadi perwira senior di polisi militer Israel, percaya bahwa serangan terhadap Iran yang ia gambarkan sebagai "sangat kecil dan lemah," adalah taktik politik Netanyahu untuk menunjukkan kepada para pendukungnya bahwa ia telah melakukan sesuatu terhadap Teheran.

Demikianlah ulasan mengenai penjelasan taktik Israel saat serang Iran dengan jet tempurnya.

Topik Menarik