58 Pejabat Baru Kabinet Merah Putih Lapor LHKPN, Ada yang Punya Harta Rp5,4 Triliun
PT Jababeka Tbk (Jababeka) mengadakan workshop bertema Emission Mapping and Decarbonization Strategy Capacity Building pada 8-9 Januari 2025. Event ini sebagai salah satu wujud komitmen Jababeka menciptakan kawasan industri yang berkelanjutan.
Workshop ini melibatkan sekitar 30 peserta yang mewakili empat proyek kota mandiri yang ada di bawah naungan Jababeka. Yakni pengelola Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Kawasan Industri Kendal –hasil kerja sama dengan Sembcorp, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, dan KEK Morotai.
”Workshop ini digelar agar empat pengelola kawasan punya pemahaman yang tepat, seragam dan standar yang jelas dalam melaksanakan program dekarbonisasi sekaligus bisa menghitung penurunan emisi karbonnya,” kata HR Director PT Jababeka Tbk Reza Widyaprastha dalam siaran pers, Selasa (21/1/2024).
Polres Tegal Kota-IWO Sinergi Sosialisasi Kondusivitas Wilayah Pasca-Pilkada Serentak 2024
Menurutnya, workshop ini sangat penting bagi Jababeka agar implementasi dari program dekarbonisasi yang telah disusun para pengelola kawasan hasilnya sistematis, terukur dan efektif dalam mengurangi emisi karbon. Pemetaan emisi dan penyusunan strategi dekarbonisasi bukan hanya tentang teori.
Lebih penting lagi, bagaimana hal itu diterjemahkan menjadi kebijakan konkret yang dapat diimplementasikan di tingkat operasional perusahaan. ”Ini adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan komitmen jangka panjang dari seluruh tim yang terlibat," ujarnya.
Workshop ini hasil kerja sama dengan Jababeka NZICC dan WRI Indonesia ini. Event ini utamanya mengangkat topik tentang dasar-dasar menuju net zero, teknik pemetaan dan perhitungan emisi, serta pengembangan strategi dekarbonisasi yang bisa diterapkan secara praktis di kawasan. Pembicara topik tersebut disampaikan oleh semua analis dari WRI Indonesia, lembaga riset yang telah banyak melakukan berbagai inisiatif keberlanjutan lingkungan.
WRI Indonesia memberikan pemaparan yang sangat teknis dan mendalam mengenai metodologi pemetaan emisi dan cara perhitungan emisi, serta strategi dekarbonisasi yang relevan untuk diterapkan. Baik itu kawasan industri maupun pariwisata.
Lebih dalam, workshop ini juga memberikan panduan praktis bagi pengelola kawasan untuk memfasilitasi tenant-tenant di dalam kawasan dalam mempercepat transisi energi, melalui pemetaan emisi dan menyusun program dekarbonisasi. Melalui sesi yang interaktif, para peserta diberikan wawasan mengenai strategi implementasi kebijakan energi berkelanjutan, solusi teknologi yang ramah lingkungan, serta cara-cara efisien untuk mengoptimalkan penggunaan energi di kawasan industri.
Salah satu hal menarik dalam workshop ini adalah adanya sesi diskusi interaktif. Para peserta diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam merancang strategi dekarbonisasi berbasis studi kasus nyata yang dihadapi oleh pengelola kawasan.
Hasilnya, berbagai solusi inovatif berhasil diidentifikasi empat pengelola kawasan milik Jababeka ini. Seperti pemulihan energi dari limbah (waste to energy), pengelolaan sampah secara berkelanjutan dengan konsep zero waste to landfill, serta pengembangan energi terbarukan, khususnya solar farming, untuk mendukung operasi kawasan industri yang lebih hijau.
Peserta workshop juga membahas berbagai inisiatif berbasis alam yang bisa dilakukan dalam mendukung netralisasi karbon. Seperti penanaman mangrove yang sudah dilakukan pengelola Kawasan Industri Jababeka Cikarang, serta perluasan area hijau di dalam kawasan untuk meningkatkan penyerapan karbon.
Secara keseluruhan, workshop ini bukan hanya sekadar kegiatan untuk berbagi pengetahuan. Namun juga merupakan bagian dari komitmen Jababeka untuk memimpin transformasi menuju kawasan industri yang lebih berkelanjutan.
Reza optimistis, dengan pendekatan yang melibatkan semua pihak, Jababeka dan mitra eksternal, seperti WRI Indonesia, bisa menciptakan kawasan industri yang produktif, ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Bahkan bisa menjadi contoh bagi kawasan industri lainnya di Indonesia maupun di Asia Tenggara.