Kelompok Anak Muda Siap Uji Calon Wali Kota Bandung di Pilkada 2024

Kelompok Anak Muda Siap Uji Calon Wali Kota Bandung di Pilkada 2024

Terkini | bandungraya.inews.id | Senin, 1 Juli 2024 - 13:40
share

BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Kumpulan tokoh muda siap menguji kompetensi dan kapabilitas calon pemimpin Kota Bandung yang maju di Pilkada 2024. Mereka siap "menguliti" para calon dengan sejumlah pertanyaan kritis terkait berbagai persoalan yang mendera Kota Bandung saat ini.

Kesimpulan itu merupakan hasil dari diskusi para tokoh muda dalam acara diskusi bertema 'Sudah Saatnya Pemuda Bangun Bandung' di Bagi Kopi, Jalan Surya Sumantri, Kota Bandung, Minggu (30/6/2024).

Tokoh muda yang hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut antara lain, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa BEM) Unpad 2022 Virdian Aurellio; Co Founder Jabar Zilennial Sindy Setiawati; Co Founder Gerakan Mengajar Desa Gardian Muhammad; Presiden BEM UIN 2021 Malik Fajar; Co Founder Bumi Sorai Rahmen; Co Founder Muda Empati Tika Tazkya, dan Stand Up Indo Bandung Dika Jonathan.

Virdian Aurellio penggagas acara diskusi Bangun Bandung mengatakan, tiga poin utama dari acara diskusi ini, pertama, mengaktifkan kembali kolaborasi anak muda Bandung yang beberapa waktu belakangan ini tercerai berai sehingga lupa akan masalah yang mendera Kota Bandung.

Kedua, ujar Virdian, para peserta diskusi ingin mengangkat masalah-masalah di Kota Bandung yang juga berdampak kepada anak muda.

 

"Yang ketiga, setelah kami mengetahui masalah-masalah, mengumpulkan, kami siap menguji dan menguliti seluruh calon pemimpin Kota Bandung. Karena, Bangun Bandung ini next (selanjutnya) akan menguji calon pemimpin Kota Bandung. Kami akan mengundang seluruh calon wali kota, media, dan komunitas," kata Ian, sapaan akrab Virdian Aurellio.

Saat acara berlangsung, seratusan anak muda dari beberapa perguruan tinggi di Kota Bandung melontarkan berbagai masalah yang dirasakan masyarakat saat ini, seperti kemacetan lalu lintas, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Co Founder Gerakan Mengajar Desa Gardian Muhammad dalam paparannya menyoroti soal masalah pendidikan di Kota Bandung. 

Gardian mengatakan, Kota Bandung sebagai destinasi pendidikan di Indonesia, ternyata masih memiliki masalah black spot, salah satu kecamatan tidak memiliki sekolah negeri. Padahal Kota Bandung adalah ibu kota dari Provinsi Jawa Barat. Apalagi daerah lain di Jabar.

 

"Selain itu, kesejahteraan guru di Kota Bandung tidak lebih baik dari daerah lain. Persoalannya, kesejahteraan guru tidak didorong oleh Pemkot Bandung," kata Gardian.

Dari total guru di Kota Bandung, ujar Gardian, yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak lebih dari 40 persen. Bahkan, masih banyak guru honorer yang hanya mendapatkan honor Rp500.000-Rp1 juta per bulan.

Virdian Arellio mengatakan, dalam 20 tahun terakhir, Kota Bandung dilanda masalah penggusuran dan korupsi. Tiga Wali Kota Bandung ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Berkali-kali kami (mahasiswa) mengadvokasi masyarakat korban penggusuran. Seperti Dago Elos. Kami pernah membuat sebutan, Bandung Bukan Lautan Api tapi Lautan Penggusuran. Padahal kota ini dibangun dengan spirit kemerdekaan dan keadilan," kata Virdian.

Sementara, Co Founder Jabar Zilennial Sindy Setiawati menyoroti soal masalah layanan kesehatan di Kota Bandung yang dinilai belum baik. Dia mencontohkan soal layanan di puskesmas Kota Bandung yang minim tenaga dokter.

 

"Rata-rata jumlah pasien di puskesmas Kota Bandung 100 orang namun dilayani oleh satu atau dua dokter. Kondisi ini tidak memadai. Belum lagi masalah stunting yang masih tinggi," kata Sindy yang berprofesi dokter ini.

Co Founder Muda Empati Tika Tazkya dalam paparannya membahas tentang masalah lalu lintas di Kota Bandung yang semakin semrawut. 

"Kota Bandung merupakan sister city dengan Melbourne Australia. Tetapi sister city-nya di mana? Samanya di mana. Dari sisi lalu lintas saja, jauh berbeda. Melbourne merupakan salah kota dengan lalu lintas terbaik di dunia berdasarkan data. Sementara, kemacetan di Kota Bandung saat ini semakin parah," kata Tika.

Topik Menarik