Ekonomi 2026 Tawarkan Momentum Pertumbuhan, Investor Diminta Cermat Manfaatkan Peluang

Ekonomi 2026 Tawarkan Momentum Pertumbuhan, Investor Diminta Cermat Manfaatkan Peluang

Ekonomi | idxchannel | Selasa, 16 Desember 2025 - 11:20
share

IDXChannel - Di tengah sejumlah tantangan yang terjadi sejak 2025, perekonomian 2026 diyakini masih bakal tetap konstruktif bagi pasar global secara keseluruhan.

Hal tersebut didorong oleh ekspansi teknologi, stabilitas inflasi, serta pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan di berbagai negara.

Namun demikian, dinamika pasar yang terus berubah tetap perlu diantisipasi, dan menuntut investor mengadopsi strategi yang lebih selektif dan terdiversifikasi untuk menangkap peluang secara optimal.

"Kami menilai ekonomi global pada tahun 2026 akan terbukti tetap solid, ditopang oleh belanja teknologi, terutama terkait AI, akan menjadi penopang utama ekonomi global," tulis Tim CIO Allianz Global Investors (AllianzGI), dalam laporan analisis Outlook 2026, yang diterbitkan Senin (15/12/2025).

Dalam pandangan AllianzGI, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan tumbuh sekitar 2,7 persen pada 2026, melambat secara moderat dibandingkan 2025 namun tetap berada pada lintasan positif.

Investasi pada teknologi dan AI menjadi faktor utama yang mengimbangi risiko lanjutan dari perang dagang dan fragmentasi rantai pasokan.

"Namun demikian, pertumbuhan tersebut masih dibayangi oleh sejumlah risiko. Dampak lanjutan dari perang dagang diproyeksikan terus menekan rantai pasokan, yang pada akhirnya dapat memicu fragmentasi arus perdagangan maupun aliran modal," tulis tim AllianzGI.

AllianzGI menilai bahwa ekonomi global mampu mempertahankan ketahanan meski masih dihadapkan pada potensi lanjutan perang dagang dan fragmentasi perdagangan. Inflasi diperkirakan bergerak beragam, di mana Amerika Serikat (AS) cenderung berada di atas 3, sementara Eropa dan Asia tetap lebih stabil dengan tekanan harga yang terkendali.

"Valuasi teknologi dan kekhawatiran terkait pinjaman non-bank menuntut kehati-hatian investor, tetapi suku bunga rendah dan leverage sektor swasta yang terbatas mampu meredakan risiko," tulis Tim AllianzGI.

Lebih lanjut, AllianzGI melihat peluang yang bervariasi di berbagai wilayah. Di Eropa, kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dan potensi penurunan suku bunga memberi dasar yang kuat bagi pasar ekuitas. India kembali dipandang sebagai pasar dengan potensi tinggi, sementara Tiongkok dinilai menawarkan peluang kontrarian untuk aliran modal jangka panjang.

"Pada pasar pendapatan tetap, AllianzGI menilai durasi di pasar negara maju menawarkan ketahanan, sementara obligasi pasar negara berkembang menghadirkan peningkatan imbal hasil dan diversifikasi. Aset safe haven seperti yen Jepang berpotensi menguat seiring transisi pemerintahan, dan emas kembali diposisikan sebagai alat diversifikasi utama bagi portofolio multi-aset," lanjut AllianzGI.

Selain perkembangan ekonomi, AllianzGI menandai sejumlah titik balik yang dapat menjadi tema besar pada 2026. Ini mencakup perluasan belanja teknologi di luar AS yang dapat menciptakan revolusi AI dalam skala global, potensi pengetatan pemberian pinjaman oleh bank jika tekanan kredit meningkat, serta volatilitas tinggi pada saham tertentu yang dapat memicu koreksi berkepanjangan. 

"Risiko politik di AS dan pemilu paruh waktu AS pada November 2026 menjadi risiko utama yang perlu diwaspadai. Tahun 2026 mungkin lebih volatil sehingga menegaskan kebutuhan akan sumber pendapatan yang tangguh," tulis AllianzGI.

(taufan sukma)

Topik Menarik