Ini Makna Pakaian Adat Bolmong yang Dipakai Hillary Briggita Lasut

Ini Makna Pakaian Adat Bolmong yang Dipakai Hillary Briggita Lasut

Berita Utama | manado.inews.id | Rabu, 2 Oktober 2024 - 04:10
share

MANADO, iNewsManado.com - Politikus partai Demokrat Sulut Hillary Briggita Lasut mengenakan pakaian adat Bolaang Mongondow (Bolmong) ketika mengikuti pelantikan anggota DPR di Jakarta, Selasa (1/10/2024).

HBL, sebutan tenar Hillary, tampak anggun ketika mengenakan baju adat Salu, yang merupakan pakaian adat khas Bolmong.
Dilansir berbagai sumber, Salu adalah pakaian yang melambangkan keanggunan perempuan di daerah tersebut. 

Baju Salu terbuat dari kain songket yang indah, dilengkapi dengan hiasan di bagian dada berupa kain biludru berkualitas tinggi yang dihiasi emas, yang disebut Hamunsei.

Di atas Hamunsei, terdapat mandapung—sebuah aksesori berbentuk dasi yang dihiasi dengan permata, intan, atau berlian. Di dahi, dikenakan hiasan bernama lokis, sedangkan rambut ditata dengan mahkota atau hiasan sisir yang elegan. Di bagian sanggul, biasanya terdapat sunting emas yang bermotif burung, dan di pergelangan tangan, terdapat gelang emas atau perak yang dikenal dengan nama pateda.

Setiap elemen dari pakaian Salu memiliki makna tersendiri. Misalnya, gunting yang terdapat pada pakaian ini berjumlah tiga, melambangkan tiga peran penting wanita: sebagai pendamping suami, anggota masyarakat, dan pendidik anak. Sementara itu, lokis yang berjumlah lima mencerminkan lima sila Pancasila sebagai dasar pendidikan.

Hamsei yang berwarna kuning dan hijau melambangkan kesuburan, di mana kuning juga melambangkan padi dan emas. 

Mandapung di dada menggambarkan kelapangan hati seorang perempuan serta istri dalam menghadapi tantangan, baik di rumah tangga, keluarga, maupun masyarakat. Warna kuning itu sendiri mengisyaratkan keabadian. Bobol dan kote-kote melambangkan ikatan keluarga yang kuat, yang mengikat sang istri dalam setiap tindakannya.

 

Sunting yang dikenakan biasanya berjumlah minimal lima, dengan sisir yang diletakkan di garis mahkota. Lokis, yang terbuat dari benang rambut, memiliki makna tersendiri, sementara Hamsei disesuaikan dengan lambang daerah masing-masing. Mandapung diletakkan di atas Hamsei, disertai dengan kote-kote dan bobol yang melingkari leher.

Pakaian ini dilengkapi dengan pateda, gelang yang dikenakan di tangan, dengan warna Salu yang umumnya lebih meriah.
 

Topik Menarik