Musim Hujan Diprediksi Normal, BMKG: Tetap Waspada Bencana Hidrometeorologi

Musim Hujan Diprediksi Normal, BMKG: Tetap Waspada Bencana Hidrometeorologi

Nasional | okezone | Senin, 30 September 2024 - 16:06
share

JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan pada periode tahun 2024 hingga 2025 akan normal. Meski begitu, potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, banjir bandang, hingga tanah longsor harus tetap diwaspadai.

“Secara umum, memang untuk musim hujan tahun 2024/2025 ini di seluruh Indonesia ya, kalau dilihat dari sifat hujannya sebagian besar wilayah Indonesia memang berada pada kategori sifat hujan yang normal ya. Normal artinya sama dengan rata-ratanya,” ujar Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab dalam Konferensi Pers secara virtual, Senin (30/9/2024).

Lebih lanjut, Fachri mengatakan bahwa musim hujan di Indonesia datangnya berbeda-beda setiap wilayah. “Musim hujan di Indonesia memang datangnya tidak sama ya, berbeda-beda setiap wilayah. Oleh karena itulah BMKG membuat yang namanya zona musim atau ZOM,” bebernya.

 

Fachri mengungkapkan, di seluruh Indonesia ada 699 zona musim, di mana tiap ZOM itu punya karakteristiknya sendiri-sendiri, baik kapan datang musimnya, kapan puncak musimnya, kapan berakhir musimnya juga berbeda-beda. 

“Sekitar 448 ZOM atau 48,1 persen wilayah Indonesia itu sifat hujannya normal,” katanya.

Meskipun, kata Fachri, sifat hujan tahun 2024 hingga 2025 didominasi oleh sifat hujan normal tapi bukan berarti tidak perlu melakukan langkah-langkah antisipasi kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi basah. 

“Tetap hal ini tetap perlu penting dilakukan untuk mengantisipasi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Sebab walaupun dikatakan sifat hujan normal tapi jumlah curah hujan sudah tinggi,” tuturnya.

“Terus bangun sinergi, kolaborasi yang kokoh dengan para stakeholder untuk menjamin bahwa untuk memperkuat bahwa yang namanya pengurangan risiko bencana itu bisa kita optimalkan ya. Bencana memang tidak bisa kita cegah tapi risikonya bisa kita kurangi. Nah ini yang mungkin perlu terus kita lakukan melalui kolaborasi kerjasama dengan berbagai pihak,” pungkasnya. 

Topik Menarik