Wall Street Ditutup Menguat saat Pasar Tunggu Trump Umumkan Tarif Pasar Berjangka

Wall Street Ditutup Menguat saat Pasar Tunggu Trump Umumkan Tarif Pasar Berjangka

Ekonomi | idxchannel | Kamis, 3 April 2025 - 00:20
share

IDXChannel – Indeks saham utama di Wall Street ditutup menguat pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat, setelah sesi perdagangan yang bergejolak.

Indeks sempat melemah di awal sesi sebelum akhirnya berbalik naik karena investor melakukan transaksi terakhir menjelang pengumuman besar dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai kebijakan tarifnya.

Dilansir dari Investing, sebelum Trump mulai berbicara, Dow Jones Industrial Average ditutup naik 235,36 poin atau 0,56 persen ke 42.225,32, S&P 500 menguat 37,90 poin atau 0,67 persen ke 5.670,97, dan Nasdaq Composite melonjak 151,16 poin atau 0,87 persen ke 17.601,05.

Namun, setelah pasar tutup, pernyataan Trump mengenai kebijakan tarif yang lebih luas membuat pasar berjangka anjlok.

Futures S&P 500 turun 1,6 persen, sedangkan Nasdaq futures merosot 2,4 persen. Ini mengindikasikan bahwa pasar bisa mengalami penurunan tajam saat dibuka kembali pada Kamis.

Dalam pidato yang disampaikan setelah penutupan pasar, Trump mengumumkan kebijakan tarif dasar 10 persen untuk semua impor ke AS, serta tarif lebih tinggi terhadap negara-negara mitra dagang utama.

Langkah ini menambah ketidakpastian bagi investor, yang sudah khawatir akan dampak tarif terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi global.

"Kata-kata seorang presiden itu penting," kata Christopher Wolfe, Presiden dan Chief Investment Officer di Pennington Partners & Co.

"Mereka bisa mengubah kebijakan dan cara perusahaan merespons suatu isu. Itulah tekanan yang kita rasakan sekarang," katanya.

Menurut Wolfe, reaksi pasar terhadap kebijakan tarif ini akan sangat bergantung pada apakah investor melihatnya sebagai perubahan kebijakan ekonomi yang terukur atau sebagai serangkaian kebijakan yang berisiko menimbulkan dampak tak terduga.

Saham-saham teknologi menjadi motor penguatan Wall Street pada Rabu. Tesla (TSLA) melonjak 5,3 persen setelah laporan dari Politico menyebutkan bahwa Trump memberi tahu kabinetnya bahwa CEO Tesla, Elon Musk, akan segera mundur dari peran pemerintahannya.

Sebelumnya, saham Tesla sempat melemah karena laporan penjualan kendaraan kuartal pertama yang turun 13 persen, tetapi kabar tersebut membantu pemulihan harga sahamnya. Penguatan Tesla juga mendorong sektor consumer discretionary, yang naik 2 persen, menjadi sektor dengan kinerja terbaik di S&P 500.

Sementara itu, Amazon (AMZN) naik 2 persen setelah muncul laporan bahwa perusahaan tengah mengajukan penawaran untuk mengakuisisi platform video pendek TikTok.

Namun, saham Tesla kembali melemah dalam perdagangan setelah jam kerja usai Trump menyampaikan pidatonya.

Di sisi ekonomi, laporan terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di sektor swasta meningkat pada Maret, sementara pesanan barang manufaktur AS juga mengalami kenaikan signifikan pada Februari.

Peningkatan ini kemungkinan disebabkan oleh bisnis yang mempercepat pesanan mereka sebelum tarif baru diberlakukan.

Kini, perhatian investor beralih ke laporan non-farm payrolls (NFP) yang akan dirilis Jumat, serta pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga.

Saat ini, investor masih bertaruh pada kemungkinan tiga kali pemangkasan suku bunga oleh The Fed tahun ini, tetapi tekanan inflasi akibat tarif baru bisa membuat prospek pemangkasan suku bunga semakin tidak pasti.

Di antara perusahaan publik yang baru melantai di bursa AS, CoreWeave, perusahaan rintisan berbasis kecerdasan buatan (AI), terus menguat dengan kenaikan 16,7 persen, melanjutkan pemulihannya setelah dua hari pertama perdagangan yang kurang stabil.

Sebaliknya, saham Newsmax, penyedia berita konservatif, yang sebelumnya melonjak ratusan persen dalam dua hari pertama perdagangannya, jatuh 77,5 persen dalam satu hari.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 15,94 miliar saham, sedikit lebih tinggi dari rata-rata 15,86 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

(Nur Ichsan Yuniarto)

Topik Menarik