Mengapa Wasit yang Kena Bogem Mentah Pemain Sulteng Terancam Sanksi? Berikut Penjelasannya

Mengapa Wasit yang Kena Bogem Mentah Pemain Sulteng Terancam Sanksi? Berikut Penjelasannya

Olahraga | purwokerto.inews.id | Senin, 16 September 2024 - 07:30
share

BANDA ACEH, iNewsPurwokerto.id Wasit Eko Agus Sugih Harto, yang memimpin laga perempat final PON XXI Aceh-Sumut 2024 antara Aceh dan Sulawesi Tengah (Sulteng), terancam hukuman seumur hidup jika terbukti terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan.

Wasit asal Sumatera Selatan tersebut memimpin pertandingan dengan berbagai keputusan kontroversial di Stadion Haji Dimurthala, Banda Aceh, pada Sabtu (14/9/2024). Banyak pihak menilai keputusannya cenderung berpihak pada tim tuan rumah, Aceh.

Pertandingan tersebut diwarnai tiga kartu merah dan dua hadiah penalti, yang akhirnya membuat Sulawesi Tengah memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan saat skor imbang 1-1 di babak perpanjangan waktu.

Sejatinya, pertandingan berlangsung seru dengan kedua tim saling menyerang. Sulawesi Tengah berhasil unggul terlebih dahulu lewat gol Wahyu Alman Poru pada menit ke-25. Namun, keputusan-keputusan kontroversial dari wasit memicu ketegangan sepanjang laga.

Puncak insiden terjadi pada injury time babak kedua, ketika wasit memberikan penalti kepada Aceh setelah winger Muhammad Nur Mahyuddin terjatuh di kotak penalti Sulawesi Tengah. Padahal, secara jelas terlihat bahwa tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh pemain Sulteng.

Merasa diperlakukan tidak adil, bek Sulteng, Muhammad Rizki Saputra, melayangkan pukulan ke wajah wasit, tepat di rahangnya. Pukulan itu membuat wasit jatuh dan tak sadarkan diri. Beruntung, nyawa sang wasit dapat diselamatkan setelah dua ambulans masuk ke lapangan untuk memberikan pertolongan.

Insiden ini langsung mendapat tanggapan keras dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Ia mengecam kejadian tersebut dan berjanji akan mengusut tuntas kasus ini, serta memberikan sanksi berat kepada setiap pihak yang terlibat.

Wasit dan pihak lain yang terbukti terlibat dalam pengaturan hasil pertandingan terancam hukuman seumur hidup. Namun, Erick juga menegaskan bahwa tindakan pemukulan oleh pemain tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun.

"Ini adalah tindakan kriminal yang memiliki konsekuensi hukum. Skandal terkait keputusan wasit merupakan masalah lain yang juga akan memiliki konsekuensi hukum jika terbukti diatur oleh oknum tertentu," ujar Erick dalam pernyataan yang diterima iNews.id, Minggu (15/9/2024).

PSSI menilai insiden ini sangat mencoreng nama baik sepak bola Indonesia yang mulai menunjukkan perkembangan positif. Demi menjaga martabat sepak bola nasional dan mencegah terulangnya kejadian serupa, Erick menjamin bahwa hukuman yang diberikan akan menjadi salah satu yang terberat.

"Tidak ada toleransi bagi pihak yang dengan sengaja melanggar komitmen fair play. Sanksi ini bukan hanya hukuman, tetapi juga pernyataan tegas dari sepak bola Indonesia bahwa kami tidak akan mentolerir praktik-praktik di luar fair play," tegas Erick.

Topik Menarik